Diprediksi bakal impor, RI kini justru ekspor bawang dan jagung


Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan, Indonesia sudah berhasil mengekspor beberapa bahan pangan. Semula bahan pangan tersebut justru diproyeksi pemerintah bakal impor.

Salah satu bahan pangan yang semula diprediksi bakal impor, namun ternyata berhasil ekspor adalah bawang. "Bawang ini sudah ekspor, mungkin sudah 2000an sampai hari ini 2000 ton. Dulu rencana impor, tahun ini tidak ada impor, kita ekspor," kata Menteri Amran di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (24/9).

Selain bawang, bahan pangan lain yang sudah berhasil ekspor adalah jagung. Khusus jagung, Menteri Amran mengakui bahwa Indonesia memang tetap masih impor jagung, namun dalam skala kecil.

"Jagung sudah ekspor juga, memang ada impor tapi lebih rendah daripada tahun sebelumnya dan ekspor sudah ada 400.000 ton," ucap Amran.

Selain itu, Menteri Amran menegaskan bahwa ketersediaan bawang dan cabai aman hingga akhir tahun. Oleh sebab itu, beberapa bahan pangan berhasil ekspor.

"Cukup, tidak ada impor bawang, cabai," tegasnya.

google ciptakan penemuan terbaru


Kebanyakan dari negara di dunia ini, sudah mempunyai kecepatan internet yang cukup tinggi. Namun ada beberapa negara di belahan dunia ini yang mempunyai kecepatan internet lambat, sehingga pengguna harus mencari cara yang tepat untuk tetap terhubung ke internet.
Agar internet bisa dinikmati dengan nyaman walaupun di tempat yang minim internet, Google ciptakan algoritma baru yang disebut dengan Brotli. Brotli ini pada dasarnya akan membantu mengecilkan gambar, font, dan konten lainnya. Harapannya, ukuran file yang lebih kecil akan menghasilkan waktu loading lebih cepat.
Sebenarnya, Brotli merupakan penerus dari Zopfli, kode kompresi lain dari Google yang dirilis beberapa tahun lalu. Dengan perkembangan ilmu dan teknologi, Brotli dibuat lebih efisien dibanding pendahulunya.
Menariknya, Google memberikan kode Brotli ini ke publik. Sehingga, para pengembang yang ingin membantu mengompres internet tanpa harus membuat kode mereka sendiri. Pengembang juga bisa membuat kode tersebut lebih menarik atau diubah sesuai keinginannya, tanpa membayar lisensi ke Google alias gratis.
"Kami berharap bahwa format ini akan didukung oleh browser utama dalam waktu dekat menjadi ukuran yang lebih kecil untuk memberikan manfaat kepada pengguna mobile, seperti biaya transfer data lebih rendah, dan mengurangi penggunaan baterai," ujar Zoltan Szabadka, Google engineer.